Samarinda, Kaltimnow.id – Dinas Pariwisata Kalimantan Timur (Dispar Kaltim) mulai memacu pengembangan sport tourism sebagai strategi baru dalam mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Gaya hidup aktif, terutama olahraga lari yang semakin digandrungi warga Samarinda, dinilai sebagai peluang besar yang belum tergarap maksimal.
“Sport tourism kini menjadi pintu masuk untuk membangkitkan pariwisata berbasis komunitas dan ekonomi kreatif. Gaya hidup sebagai runner sudah mengakar di kalangan masyarakat Kaltim, khususnya Samarinda,” ungkap Kepala Dispar Kaltim, Ririn Sari Dewi, Jumat (25/07/2025).
Ririn menilai, potensi sport tourism lebih dari sekadar kegiatan olahraga. Jika dikemas dengan apik, event olahraga seperti lari dapat menjadi paket wisata yang menyentuh banyak sektor, mulai dari UMKM hingga promosi budaya lokal.
“Bayangkan sebuah event lari yang sekaligus menjelajah desa wisata dan menyuguhkan atraksi budaya. Ada pengalaman, ada transaksi, dan tentu saja ada promosi,” jelasnya.
Inisiatif ini juga selaras dengan program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim terpilih, yang fokus pada pengembangan desa wisata. Untuk itu, Dispar Kaltim menyiapkan langkah strategis agar komunitas olahraga dan potensi lokal dapat bersinergi menciptakan dampak ekonomi nyata.
“Komunitas lari terus tumbuh. Ini potensi luar biasa jika disatukan dengan kekayaan destinasi kita. Kolaborasi lintas sektor—dari komunitas, asosiasi pariwisata, hingga influencer—akan menjadi kunci suksesnya promosi,” tambah Ririn.
Lebih jauh, Ririn menegaskan bahwa pendekatan kolaboratif dalam pengembangan sport tourism bukan hanya berorientasi jangka pendek, melainkan bagian dari roadmap pembangunan pariwisata Kaltim yang berkelanjutan dan inklusif.
“Pariwisata hari ini tak melulu soal panorama. Yang dicari wisatawan adalah pengalaman autentik yang terhubung dengan gaya hidup, budaya, dan tentu saja ekonomi lokal,” katanya.
Dispar Kaltim kini tengah memetakan sejumlah desa wisata potensial yang siap menjadi tuan rumah event sport tourism. Kabupaten Kutai Kartanegara, Berau, dan Bontang disebut memiliki infrastruktur dan daya tarik yang bisa dikembangkan untuk menyelenggarakan event-event lari skala lokal maupun nasional.
“Olahraga itu soal pergerakan. Dan kami ingin setiap langkah pelari menjadi gerakan ekonomi yang nyata. Karena saat kaki melangkah, ekonomi pun ikut berlari,” tutup Ririn. (adv/disparkaltim/mul)