Samarinda, Kaltimnow.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan strategi adaptif di tengah kebijakan pengetatan anggaran daerah yang diperkirakan memangkas APBD hingga Rp6 triliun pada 2025. Alih-alih menahan program, Pemprov justru memperkuat sektor pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Ekraf) melalui pembiayaan kolaboratif bersama mitra strategis.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Ririn Sari Dewi, menyampaikan bahwa seluruh pembiayaan pengembangan Ekraf dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) kini diperkuat melalui kemitraan bersama korporasi dan BUMD. Langkah ini sejalan dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, Rudy–Seno, melalui program prioritas Jospol, yang menempatkan pemberdayaan UMKM dan pelaku kreatif sebagai tulang punggung ekonomi daerah.
Ririn menegaskan bahwa Ekraf dan pariwisata tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling menguatkan dan membutuhkan pendekatan orkestrasi yang selaras.
“Kalau kita ngomongin pariwisata pasti bersinggungan dengan pelaku Ekraf. Gimana ilmunya bisa jalan bareng, itu yang kami bangun,” ujar Ririn.
Pengembangan Ekraf dirancang menjadi bagian integral dari penguatan ekonomi riil masyarakat, sekaligus menopang program desa wisata yang saat ini terus berkembang di seluruh kabupaten/kota.
Untuk mengamankan keberlanjutan program, Dispar Kaltim telah menandatangani MoU dengan 10 mitra strategis, termasuk Bank Indonesia, Bank Kaltim, PLN Nusantara, PT Kideco, Indominco, hingga Pupuk Kaltim.
Skema pembagian peran dibuat jelas:
- Mitra korporasi berperan sebagai penyokong pendanaan pelatihan, sertifikasi, dan pengembangan kompetensi.
- Dispar Kaltim berfungsi sebagai manajer program, mulai dari penyusunan sistem, penyediaan asesor, hingga monitoring pelatihan.
“Nanti kita sounding pelatihannya apa. Kalau mitra punya dana, kita yang kelola pengembangan SDM pariwisata dan Ekraf-nya,” jelas Ririn.
Ririn memastikan bahwa program ini tidak hanya menyasar daerah tertentu, melainkan merata di tujuh kabupaten dan tiga kota di Kaltim.
“Semua wilayah tetap prioritas. Kita jalan sama-sama, dikuatkan bersama,” tegasnya.
Selain pelatihan, dukungan juga diperluas hingga promosi dan pemasaran produk kreatif melalui sinergi media dan mitra industri.
Dengan langkah kolaboratif tersebut, Dispar Kaltim optimistis sektor pariwisata dan Ekraf Kaltim dapat tumbuh lebih mandiri dan kompetitif, meski dalam tekanan anggaran.
“Ini strategi untuk memastikan Kaltim punya ekosistem pariwisata yang kuat dan berdaya saing tinggi,” tutup Ririn. (adv/kmf/tia)






