DPR RI Hetifah Pendidikan Wajib 13 Tahun, Jadi Investasi Jangka Panjang untuk SDM Berkualitas

Samarinda, Kaltimnow.id – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian lakukan sosialisasi mengenai kebijakan strategis wajib belajar 13 tahun. Sebagai strategi meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Indonesia.

Workshop Pendidikan dilakukan di Samarinda, bersinergi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Pendidikan Kota Samarinda, BGTK Katim, Universitas Negeri Mulawarman, Article 33 Indonesia dan stakeholder lainnya.

“Ini menjadi penting dilakukan, karena kita akan mempersiapkan generasi berikutnya dengan pendidikan dari usia dini. Sehingga kualitas yang dilahirkan menjadi siap dalam bersaing di kemudian hari,” katanya kepada awak media di Hotel Aston Samarinda, Jumat (9/5/2025) pagi.

Lebih lanjut, Hetifah mengungkapkan, menurut data dari Kemenko PMK 2024 sebanyak 3.233 sekolah belum mendapatkan listrik, ratusan kecamatan tanp SMP atau SMA dan 18 ribu lebih desa tidak memiiki PAUD.”Melihat data yang diperoleh ini bukan hanya membahas tentang fasilitas, tetapi merupakan gambaran ketidakadilan struktral yang harus segera ditangani,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga setuju dengan pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang membahas mengenai kondisi sekolah-sekolah yang tidak layak, tetapi anggaran pendidikan memiliki porsi yang besar jika dibandingkan dengan negara lain.

“Selain kondisi sekolah yang memprihatinkan, adanya akses yang kurang terjangkau sehingga anak-anak harus berjalan berkilo-kilometer jauhnya untuk berangkat ke sekolah, dan beban ekonomi yang memaksa mereka harus putus sekolah,” tuturnya.

Kemudian dengan melihat kondisi sekolah-sekolah yang kurang memadai, pihaknya menggandeng pemerintah daerah untuk mengambil bagian dalam pembenahan.Dirinya juga menuturkan masih banyak para orang tua yang kurang sadar akan pentingnya wajib belajar 13 tahun, bukan hanya memperpanjang masa sekolah. Tetapi pendidikan sebagai investasi jangka panjang terhadap kesiapan anak-anak untuk menghadapi masa depan.

“Ini bukan hanya struktur tetapi strategi pembangunan SDM kita. Dan jika dipersiapkan sejak dini, maka kita punya kesiapan secara penuh dan mendapatkan kuaitas yang baik dan relevan,” ujarnya.

“Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 80% perkembangan otak terjadi pada usia 0-6 tahun. Inilah mengapa pendidikan anak usia dini sangat menentukan masa depan mereka. Return on investment terbesar dalam pendidikan justru datang dari PAUD,” tutupnya.

Dirinya berharap, dengan adanya wajib belajar 13 tahun merupakan kehadiran negara sejak awal kehidupan warganya. Bahwa setiap anak Indonesia memiliki hak untuk dibimbing, dibina dan dididik hingga siap membangun masa depan. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *