Hetifah Dorong Guru di Kutai Kartanegara Kuasai Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran

Kukar, Kaltimnow.id – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mendorong para guru di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk menguasai dan memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu disampaikan dalam kegiatan Penguatan Kapasitas Guru bertajuk “Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran: Strategi dan Best Practice untuk Guru”, yang digelar bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Kemendikdasmen), Senin (28/10).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 guru se-Kabupaten Kutai Kartanegara, serta sejumlah pejabat dan narasumber nasional, di antaranya:

Maulani Mega Hapsari (Direktur Sekolah Menengah Pertama, Kemendikdasmen),
Noris Rahmatullah (Widyaprada Ahli Utama Direktorat SMP, Kemendikdasmen),
Wiwik Setiawati (Kepala BGTK Kalimantan Timur),
Pujianto (Plt. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara),
Hanif Fakhrurroja (Profesor Riset BRIN RI), dan
Dedi Priansyah (Trainer Koding AI & Deep Learning).

Dalam sambutannya, Hetifah yang juga merupakan anggota DPR RI daerah pemilihan Kalimantan Timur menegaskan bahwa AI harus dimanfaatkan untuk memperkuat peran guru, bukan menggantikannya.

“Mau tidak mau, AI akan menjadi bagian dari pendidikan. Tugas kita adalah memastikan kehadirannya untuk memperkuat guru, bukan menggantikan guru,” ujar Hetifah.

Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan AI dapat membantu guru dalam membuat konten pembelajaran yang dipersonalisasi, membangun asisten mengajar virtual, melakukan asesmen otomatis, serta meningkatkan efisiensi waktu.

Namun, Hetifah juga menekankan pentingnya etika penggunaan AI di sekolah. Guru, katanya, dapat membuat kesepakatan dengan siswa untuk mencantumkan keterangan transparansi dalam tugas yang dibuat dengan bantuan AI.

“Misalnya, siswa bisa menulis bahwa draft awal dibantu ChatGPT untuk ringkasan, namun analisis dan interpretasi dilakukan sendiri oleh penulis,” jelasnya.

Sementara itu, Plt. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara, Pujianto, menyampaikan bahwa penerapan AI dalam dunia pendidikan merupakan lompatan besar yang mengubah paradigma pembelajaran.

“AI adalah tantangan sekaligus peluang. Guru harus mampu beradaptasi dan mengelola pembelajaran yang lebih interaktif dengan bantuan teknologi,” ujarnya.

Maulani Mega Hapsari, Direktur SMP Kemendikdasmen, menambahkan bahwa kurikulum nasional harus terus bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi.

“Perkembangan teknologi informasi menuntut seluruh ekosistem pendidikan, mulai dari pemerintah, dinas pendidikan, sekolah, guru, hingga siswa untuk adaptif dan inovatif agar mampu bersaing secara global,” ungkap Maulani.

Ia juga menyebut, Kemendikdasmen telah mulai memperkenalkan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran baru di beberapa sekolah sebagai langkah konkret adaptasi terhadap era digital.

Menutup kegiatan, Hetifah berharap para guru Kutai Kartanegara dapat menjadi pionir transformasi pendidikan berbasis teknologi di Kalimantan Timur.

“Transformasi pendidikan tidak bisa ditunda. Guru adalah ujung tombak yang akan memastikan teknologi hadir untuk memanusiakan, bukan menggantikan,” pungkasnya. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *