Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Dorong Pembelajaran Tatap Muka Bisa Direalisasikan Awal 2021

Samarinda – Melalui rilis data Dinas Kesehatan Kaltim, angka kasus Covid -19 masih terus bertambah setiap harinya. Namun hingga pada bulan Oktober ini, peningkatan kesembuhan pasien Covid-19 semakin meningkat.

Meski begitu, ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub mengaku, banyaknya hambatan yang terjadi di kaltim dalam bidang pendidikan selama pandemi ini.

“Sampai dengan hari ini, meski tingkat kesembuhan di Kaltim semakin meningkat, namun pergerakan belajar mengajar secara bertatap muka masih belum bisa dilaksanakan,” ujar Rusman sapaan akrab kader Partai Persatuan Pembangunan itu pada awak media yang di temui usai melakukan hering di salah satu Gedung DPRD Kaltim, pada Selasa (27/10/2020).

“Jelas menghambat beberapa hal dimana salah satunya adalah kegiatan belajar mengajar. Seluruh sekolah ditutup, siswa diimbau untuk belajar secara mandiri di rumah dengan sistem daring. Jadi pemerintah masih belum bisa mengambil kebijakan terkait kegiatan belajar mengajar secara tatap muka,” lanjut Rusman.

Saat ini, pembelajaran melalui aplikasi pendukung semkin ramai digunakan masyarakat, namun tak jarang warga masih mengalami kesulitan, pasalnya tidak semua siswa memiliki fasilitas telepon genggam serta paket internet.

Berdasarkan hal tersebut, Rusman Yaqub menyampaikan akan mendorong Pemprov Kaltim agar segera mencari solusi untuk diberlakukan kembali pembelajaran tatap muka langsung pada Januari 2021 mendatang, melalui kombinasi antara pembelajaran jarak jauh dengan tatap muka.

“Caranya begini, misalkan dalam 1 kelas itu ada 30 siswa. Maka itu dibagi. Contoh, 15 orang mengikuti KBM secara luring dan selebihnya daring. Itu bisa dilakukan bergantian,” jelas Rusman.

Ia mengatakan bahwa pembelajaran secara daring tidak efektif. Ada beberapa efek buruk yang dapat mempengaruhi siswa melalui pembelajaran jarak jauh tersebut.

Salah satunya, adalah turunnya kehidupan sosial siswa dan menciptakan sifat yang individualistis. Hal ini menurutnya merupakan efek dari pembelajaran daring dan semakin seringnya anak-anak memegang gawai handphone.

Selanjutnya, politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut menjelaskan bahwa hal ini berpotensi meningkatkan fenomena putus sekolah, karena sebagian siswa ada yang fokus ikut membantu orangtuanya bekerja, termasuk tidak menutup kemungkinan adanya tindak kekerasan terhadap siswa selama di rumah.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa Pemprov Kaltim harus mencari terobosan dalam hal Pendidikan. Namun mengingat beberapa waktu lalu ada sebagian orangtua siswa yang kontra dengan adanya kebijakan kembali ke sekolah di tengah pandemi, Rusman menegaskan bahwa sekolah, orangtua siswa, dan guru juga harus saling bersinergi.

“Supaya saling menjaga, sekarang ini harus ada kolaborasi antara satuan pendidikan, orangtua siswa, dan guru. Sebab kalau kita bertahan dengan konsep jarak jauh, risiko jangka panjangnya banyak. Kita akan kehilangan momen membangun karakter anak didik,” tutupnya. (nin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *