Jakarta, Kaltimnow.id – Gelombang penjarahan melanda rumah para pejabat negara pada 30-31 Agustus 2025 dini hari. Sasaran massa mencakup kediaman angora DPR RI hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani. Rekaman video aksi itu kini beredar luas di media sosia, memperlihatkan massa dalam jumlah besar yang datang bergelombong dan melakukan perusakan serta pengambilan barang-barang berharga.
Rumah anggota DPR Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya disebut menjadi target. Tidak ketinggalan, rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani di Bintaro, Tangerang Selatan, juga dijarah. Namun, warga setempat menegaskan bahwa para pelaku bukan bagian dari lingkungan sekitar.
“Memang massa itu dari luar semua, kita enggak ada yang kenal. Anak-anaknya juga banyak yang masih remaja, sekitar SMA,” ungkap Yuridisman, Ketua RT 006 RW 04 Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (30/8).
Hal senada disampaikan warga sekitar rumah Sri Mulyani. Mereka menyebut aksi berlangsung dua gelombang, sekitar pukul 01.00 WIB dan 03.00 WIB dini hari. “Jumlah mereka banyak sekali, ada yang bahkan membawa drone dan senjata tajam,” kata Joko Sutirsno, staf pengamanan rumah Sri Mulyani, Minggu (31/8).
Di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, rumah Eko Patrio juga tak luput dari penjarahan. Sekitar 300 orang yang tidak dikenal datang bergelombang sejak pukul 20.00 WIB hingga mendekati tengah malam. “Itu bukan warga. Sudah massa besar, kami pun tidak kenal satupun,” ujar Nuryandi, petugas keamanan setempat.
Sementara itu, kediaman Uya Kuya di Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, porak poranda. Barang-barang berharga dilaporkan ludes dibawa massa. “Sekitar pukul 23.30 WIB, ribuan orang datang sekaligus dari dua arah. TV besar-besar dibawa ke jalan luar. Banyak sekali, saya sampai takut melihatnya,” tutur salah satu warga, Minggu (31/8).
Kesaksian warga dari berbagai lokasi sama-sama menegaskan bahwa pelaku bukan masyarakat sekitar. Identitas massa yang datang bergerombol itu masih menjadi pertanyaan besar, sementara kepolisian diminta segera mengusut dalang di balik aksi penjarahan yang terorganisir tersebut. (Ant)