Samarinda, Kaltimnow.id – Pungutan biaya kelulusan kembali menjadi sorotan di Samarinda setelah sejumlah orang tua siswa mengeluhkan besarnya iuran yang dibebankan oleh sekolah. Biaya yang mencapai Rp500 ribu per siswa untuk acara wisuda di hotel berbintang dianggap terlalu tinggi dan memberatkan, terutama bagi keluarga yang kurang mampu.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, meminta pihak sekolah untuk lebih transparan dan mempertimbangkan dampak dari kebijakan tersebut. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara sekolah, guru, orang tua, dan siswa agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
“Perlu adanya edukasi yang melibatkan semua pihak. Jangan hanya fokus pada kesepakatan, tetapi juga harus mempertimbangkan dampaknya secara menyeluruh,” ujar Novan, pada Senin (03/03/2025).
Selain itu, Novan juga menyoroti dampak psikologis yang dapat dirasakan oleh siswa dari keluarga kurang mampu. Ia menilai, jika tidak ada solusi alternatif, kebijakan seperti ini dapat menimbulkan tekanan mental bagi siswa yang tidak bisa ikut serta dalam wisuda karena keterbatasan ekonomi.
“Bagaimana perasaan anak-anak yang orang tuanya tidak mampu membayar dan akhirnya tidak bisa ikut wisuda? Ini harus dipikirkan dengan serius,” tegasnya.
Novan, yang juga politisi Partai Golkar, mengingatkan agar sekolah lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait acara kelulusan. Ia meminta agar kebijakan tersebut tidak memicu perundungan (bullying) di lingkungan sekolah akibat perbedaan kondisi ekonomi siswa.
“Jangan sampai muncul kasus bullying hanya karena ada perbedaan antara yang mampu dan tidak mampu membayar iuran wisuda,” pungkasnya. (adv/dprdsamarinda)