Sejarah Masuknya Agama Katolik di Kalimantan Timur

Kaltimnow.id – Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Laham yang telah berusia satu abad lebih menjadi salah satu saksi sejarah perkembangan agama Katholik di Kalimantan Timur (Kaltim) khususnya di Kutai Barat (Kubar). Tercatat bahwa Keberadaanya telah ada sejak 1920 Masehi.

Hal ini bermula pada saat tiga orang  yang menyusuri Sungai Mahakam hingga hulu dan turun dari kapal dengan ukuran sedang. Mereka menginjakkan kaki di sebuah kampung bernama Laham pada Juni tahun 1907. Permukiman ini berada sekitar 90 kilometer di Hulu Long Iram dan 500 kilometer dari Samarinda, yang mayoritas penduduknya dihuni oleh suku Dayak sub etnis Bahau.

Adapun ketiga orang yang diutus oleh biarawan Katolik yakni, Pastor Libertus Cluts OFMCap, Pastor Camillus Buil OFMCap, dan Bruder Ivo OFMCap. Mereka mengenyam misi untuk menyebarkan agama Katolik.

“Dari yang kita dengar, kaum missionaris itu datang kesini karena strategis untuk menyebarkan agama Katolik,” kata, Reperendus Dominus Gereja Laham, Yohanes Habing Lawai.

Pada awalnya mereka lebih tertarik memulai karya misi di daerah Hulu Riam, Kampung Long Deho dan Long Bluu yang berjarak sekitar 400 kilometer dari Long Iram. Kedua kampung  tersebut kini menjadi Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai, Mahakam Ulu.

Namun rencana mereka tersebut harus tertunda terlebih dahulu. Karena jika dimulai dari hulu, bagian hilir akan didahului  kelompok Protestan. Dan hal ini tidak dinginkan oleh kedua belah pihak.

Yohanes pun kembali menjelaskan, jika sebenarnya lokasi Laham adalah sebuah hal yang tidak direncanakan untuk memulai misi Katolik di Hulu Mahakam. Awalnya para misionaris hanya melirik kampung Mamahak besar yang berjarak tak jauh dari Laham. Ini dikarenakan pada saat itu jumla penduduk disana cukup banyak.

“Penghuni Mamahak ini dulu hidupnya nomaden, jadi mereka berpindah ke tempat lain yang belum diketahui pasti lokasinya. Karena itu, ketiga misionaris ini memutuskan Laham sebagai titik awal memulai misi panjang di Hulu Mahakam”  jelasnya.

Dua tahun berselang, tepatnya pada tahun 1909 di Laham missionaris sempat mengalami kesulitan dalam menyiarkan agama. Karena masyarakat disana yang masih memegang kepercayaan leluhur. Hal ini membuat para misionasris tersebut hampir menyerah, karena belum ada satu pun penduduk yang mau memeluk Katolik. Padahal mereka merasa cukup akrab dengan penduduk setempat, serta merasa banyak dari penduduk yang menyukai mereka karena kepiawaianya dalam mengobati penyakit.

Dengan kerja keras dan penuh kesabaran, para missionaris tersebut, perlahan membangun fasilitas penunjang misi. Seperti sekolah dan membentuk jemaat terkecil tingkat desa atau yang disebut “Stasi”. Stasi yang mereka bentuk saat itu adalah  jemaat Katholik pertama di bumi Kaltim. Inilah yang menjadi sejarah penyebaran agama Katolik di Kaltim. (yue/ant)

 

*Sumber Buku “Keuskupan Samarinda: Dari Masa ke Masa”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *