Waspadai DBD di Tengah Pandemi Virus Corona, Ini Pesan Dinkes Kukar

Kutai Kartanegara – Memasuki musim penghujan, masyarakat juga harus mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di tengah pandemi COVID-19.

“Di tengah pandemi COVID-19 seperti ini, kita tidak hanya harus mematuhi protokol kesehatan untuk menghidari penyebaran virus corona, tapi kita tetap harus mewaspadai virus lain. Apalagi ini memasuki musim penghujan, dan DBD akan kembali meningkat. Tetapi kami masih memonitoring, dan semoga saja tidak terjadi lonjakan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kukar Imam Pranawa Utama, Selasa (08/12/2020) pagi.

Ia mengatakan, walau pun pihaknya sudah melakukan berbagai penyuluhan terkait DBD, tetapi kesadaran masayarakat lah yang sangat penting untuk melawannya.

“Teman-teman Promkes selalu melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan tentang DBD, tetapi pencegahan DBD itu kembali lagi kepada kesadaran dari masyarakatnya. Contohnya dimulai dari lingkungan kita sendiri,” tambahnya.

Imam menerangkan secara data kasus DBD di Kukar, Kecamatan Muara Jawa menduduki peringkat pertama dengan angka 60 kasus DBD, kemudian disusul oleh Kecamatan Sebulu II dengan angka 29 kasus DBD.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat, untuk dapat melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran DBD. Yakni 3 M, Menguras, Menutup, dan Mengubur.

“Masyarakat harus memantau kebersihan di rumah masing-masing, dimulai dari membersihkan tempat penampungan air dan mengurangi buang sampah sembarangan, dan kita juga tahu masih ada banyak masyarakat yang membuang sampah-sampah plastik tidak pada tempatnya. Ini menjadi sarang bagi nyamuk untuk berkembang biak,” imbaunya.

Lanjutnya, masyarakat yang gemar bercocok tanam pun di imbau untuk selalu memantau tanamanya dan jenis tanamanya yang tidak menampung air.

“Sekarang kan marak ya masyarakat yang gemar bercocok tanam ataupun memelihara tanaman hias, ini juga harus di perhatikan jenis-jenisnya yang dapat menampung air. Pencegahannya bagaimana caranya bisa kita buang airnya, takutnya akan menjadi sarang nyamuk jenis Aedes Aegypti,” pungkasnya. (yue)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *