Lulusan S2 ITB dari Kaltim Angkat Budaya Dayak Modang Lewat Teknologi Imersif

Bandung, Kaltimnow.id – Lima mahasiswa asal Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan menyelesaikan studi di Program Magister Desain – Multidisiplin Digital Media Design (DMD), Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada akhir Juli 2025. Mereka merupakan penerima Beasiswa Unggulan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah.

Menariknya, seluruh karya tugas akhir mereka mengangkat isu-isu lokal Kalimantan Timur melalui pendekatan teknologi digital interaktif. Hal ini selaras dengan kurikulum Program DMD yang mengedepankan culture-based contents dan sustainable design. Karya-karya tersebut dinilai mampu menjembatani kearifan lokal dengan teknologi masa depan, sekaligus memperkuat identitas budaya Kalimantan Timur di kancah digital global.

Salah satu karya yang menonjol adalah milik Nur Afni Okta, berjudul “Perancangan Media Interaktif Pengenalan Kebudayaan Hudoq Dayak Modang Berbasis Digitalisasi Fotogrametri & Video 360°.”

Dalam proyek ini, Nur Afni mendigitalkan 11 topeng Hudoq menggunakan teknik fotogrametri, menghasilkan model 3D yang dapat dimanfaatkan sebagai aset animasi, desain gim, atau basis data visual digital bernilai tinggi.

Tidak hanya itu, Afni mengembangkan simulasi konten 360° yang memungkinkan pengguna merasakan pengalaman seolah berada di museum virtual.

Foto: Foto: Lulusan S2 ITB dari Kaltim Angkat Budaya Dayak Modang Lewat Teknologi Imersif. Sumber: Istimewa.
Foto: Lulusan S2 ITB dari Kaltim Angkat Budaya Dayak Modang Lewat Teknologi Imersif. Sumber: Istimewa.

Bahkan, tersedia video 360° yang merekam proses pembuatan topeng Hudoq, memberikan pengalaman imersif, terutama ketika dilihat menggunakan perangkat VR.

“Anak muda Kalimantan harus mampu mengelola kekayaan budaya dan kesenian secara inovatif. Bukan hanya mendokumentasikan, tetapi juga memperkaya, mengeksplorasi, dan mengadaptasi teknologi tanpa mengesampingkan nilai adat. Ini adalah jembatan budaya untuk masa depan,” ungkap Afni, Minggu (10/8/2025).

Karya para mahasiswa DMD asal Kaltim ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, MPP, menyampaikan rasa bangga atas kontribusi mereka dalam mengolah isu lokal menjadi karya berteknologi tinggi. Menurutnya, inovasi seperti ini sangat relevan untuk pelestarian budaya dan promosi pariwisata berbasis digital experience.

Dukungan juga datang dari Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV, Lestari, yang membantu pendanaan penelitian sehingga karya-karya tersebut dapat diselesaikan dan siap dipublikasikan.

Program Magister DMD ITB sendiri dirancang untuk menjawab tantangan zaman dengan pendekatan interdisipliner di bidang desain media digital, teknologi interaktif, narasi imersif, dan strategi inovatif.

Situs resmi program menyebutkan bahwa mahasiswa dibekali keterampilan kreatif yang berpijak pada pemahaman budaya, teknologi, dan dinamika sosial kontemporer.

Koordinator Program DMD ITB, Intan Rizky Mutiaz, menekankan bahwa penguatan SDM kreatif di daerah sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

“Kami ingin menciptakan agen perubahan yang membangun daerahnya dengan teknologi, desain, dan pemikiran sistemik yang berdampak,” ujarnya.

Bagi Nur Afni, pengalaman belajar di ITB membuka wawasan baru.

“FSRD ITB membukakan jendela bahwa industri kreatif sangat mungkin berkembang di Kaltim. Fasilitas, dosen, dan referensi di sini sangat mendukung proses belajar saya. Saya ingin membawa semangat ini kembali ke tanah kelahiran,” tuturnya.

Lulusan-lulusan ini diharapkan menjadi pionir pembangunan industri kreatif berbasis budaya dan teknologi di Kaltim. Dengan karya dan gagasan yang telah mereka torehkan, mimpi menjadikan Kaltim sebagai pusat kreativitas dan inovasi digital bukan lagi sekadar wacana, melainkan proses yang telah dimulai.

Harapannya, kolaborasi lintas pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah terus berlanjut, sehingga potensi daerah dapat terus dieksplorasi melalui penelitian dan inovasi anak muda. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *