Kutai Kartanegara, Kaltimnow.id – Perjuangan panjang melawan stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mulai membuahkan hasil. Berdasarkan data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Kukar berhasil ditekan hingga menyentuh angka 14,2 persen. Ini merupakan lompatan besar jika dibandingkan beberapa tahun lalu yang masih berada di kisaran 27 persen.
Meski begitu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar tak mau berpuas diri. Plt. Kepala Dinkes Kukar, Kusnandar, mengungkapkan bahwa penurunan ini merupakan buah dari kerja sama lintas sektor, bukan semata-mata hasil intervensi medis.
“Kami di Dinkes hanya memegang peran sekitar 30 persen. Selebihnya adalah kontribusi dari sektor lain—terutama yang menyangkut sanitasi, pola hidup, dan kualitas lingkungan,” ungkapnya.
Menurut Kusnandar, stunting bukan sekadar soal makanan bergizi. Ia menekankan bahwa lingkungan tempat tinggal yang sehat memegang peran penting. Sanitasi yang buruk, seperti ketiadaan jamban layak, sering kali menjadi penyebab anak mengalami gangguan pertumbuhan meski asupan gizinya mencukupi.
“Gizi yang masuk bisa gagal diserap tubuh jika anak terus-menerus terkena diare. Ini realitas yang sering luput dari perhatian,” katanya.
Dalam penanganan stunting, Dinkes Kukar memfokuskan diri pada intervensi kesehatan, seperti layanan pemeriksaan dokter spesialis, pemberian makanan tambahan, dan pengobatan. Namun untuk menciptakan perubahan jangka panjang, dibutuhkan sinergi dengan dinas lain seperti Perkim yang mengurusi sanitasi dan infrastruktur pemukiman.
Yang mengejutkan, Kusnandar menyebut bahwa kasus stunting juga banyak ditemukan di keluarga yang secara ekonomi tergolong mampu.
“Masalahnya bukan sekadar tidak mampu beli makanan sehat, tapi pola makan yang keliru. Banyak orang tua lebih memilih makanan instan karena praktis, padahal kandungan gizinya rendah,” jelasnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk mulai memahami konsep gizi seimbang, bukan sekadar mengikuti pedoman lama.
“Kini kita dorong pemahaman baru soal gizi dengan pendekatan Isi Piringku. Harus ada karbohidrat, protein, sayur, dan buah dalam porsi yang tepat,” imbuhnya. (adv/diskominfokukar/rob)