Samarinda, Kaltimnow.id – Museum Negeri Mulawarman menghadirkan pengalaman unik bagi masyarakat Samarinda melalui kegiatan “Pameran Goes to Mall: Kronologi Kerajaan Kutai Kertanegara” yang digelar di Samarinda Square Mall pada 6–9 November 2025.
Selama empat hari pelaksanaan, pameran ini menjadi jendela bagi publik untuk menelusuri jejak panjang sejarah Kerajaan Kutai Kertanegara, mulai dari masa prasejarah, era kerajaan, hingga masa kolonial.
Plt Kepala UPTD Museum Negeri Mulawarman Sugiyono Ideal mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya menghadirkan edukasi sejarah di ruang publik yang lebih dekat dengan masyarakat.
“Kami ingin masyarakat, terutama generasi muda, dapat mengenal lebih dekat sejarah dan kebudayaan daerahnya. Pameran ini juga menjadi cara agar museum hadir lebih interaktif dan tidak kaku,” ujarnya.
Pameran menampilkan sejumlah koleksi pilihan Museum Mulawarman yang sarat nilai sejarah, di antaranya Yupa, Arca, Ketopong Mahkota, Kitab Silsilah Kutai, Emblem Kutai, Plakat Perak simbol penyerahan Istana Kutai, hingga Pistol VOC yang merekam hubungan Kutai dengan masa kolonial Belanda.
Selain memamerkan benda-benda bersejarah, pengunjung juga dapat menikmati game edukasi interaktif bertema sejarah Kerajaan Kutai Kertanegara. Aktivitas ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi kalangan pelajar.
Salah satu pelajar SMKN 2 Samarinda, Nazwa Aulia Putri, mengaku terkesan dengan konsep pameran di pusat perbelanjaan.
“Sangat bagus, bisa menambah ilmu untuk anak sekolah. Baru pertama kali melihat pameran sejarah di mal. Jadi kami bisa belajar sambil bermain,” tuturnya.
Sementara itu, pengunjung lainnya, Salsa, mengungkapkan kekagumannya setelah melihat langsung koleksi bersejarah seperti Ketopong Mahkota yang menjadi simbol kebesaran Kesultanan Kutai.
“Pameran ini sangat menarik dan bermanfaat. Saya baru pertama kali melihat mahkota asli Kesultanan Kutai. Semoga kegiatan seperti ini rutin diadakan agar masyarakat lebih mengenal sejarah daerahnya,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Museum Negeri Mulawarman berharap masyarakat semakin mencintai warisan budaya daerah dan menjadikan sejarah sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Sejarah tidak hanya ada di ruang pamer museum, tapi juga bisa hadir di tempat publik seperti mal agar lebih dekat dengan masyarakat,” tutup Sugiyono Ideal. (tor/adv)












