Jakarta, Kaltimnow.id – Meski baru saja mengalami pengalaman pahit akibat rumah pribadinya dijarah pada akhir Agustus lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menunjukkan keteguhan hati dengan tetap melanjutkan tugasnya sebagai bendahara negara.
Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, Jumat (5/9/2025), Sri Mulyani membagikan momen ketika ia menghadiri rapat kerja secara daring bersama Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI pada Selasa (2/9/2025). Dalam rapat itu, ia didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy.
“Selasa 2/9/2025 bersama Gubernur @bank_indonesia Pak Perry Warjiyo dan Menteri PPN/Kepala @bappenasri Pak @rachmatpambudy, saya menghadiri rapat kerja secara daring bersama Komite IV @dpdri tentang RUU APBN 2026,” tulisnya.
Peristiwa penjarahan yang menimpanya tak membuat Sri Mulyani mengendurkan semangat. Ia menegaskan, APBN 2026 harus tetap menjadi instrumen penting untuk mewujudkan kedaulatan pangan, energi, dan ekonomi, demi memperkuat pondasi Indonesia yang tangguh, mandiri, dan sejahtera.
“APBN bekerja keras, namun dijaga tetap sehat dan kredibel untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan mendorong transformasi ekonomi,” ucapnya.
Delapan Fokus Utama
Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani juga menegaskan delapan prioritas nasional yang akan menjadi fokus belanja negara pada tahun 2026, yaitu:
1. Ketahanan pangan (RP164,4 T)
– Subsidi pupuk 9,62 juta ton – Rp46,9 T
– Optimalisasi lahan 550 rb hektar – Rp19,7 T
– Menjaga stok beras Bulog 3 juta ton – Rp22,7 T
– Jalan usaha tani 103 km
2. Ketahanan energi (RP402,4 T)
> Subsidi & kompensasi energi Rp381,3 T
> Subsidi BBM, LPG 3kg, Listrik melalui DTSEN
> Insentif perpajakan Rp16,7 T
> Pengembangan EBT Rp37,5 T
> Listrik Desa Rp5 T
3. Program makan bergizi gratis (RP335 T)
> 82,9 juta penerima
> 71,9 juta siswa
> 2,9 juta ibu hamil/menyusui
> 8,1 juta balita
4. Pendidikan (RP757,8 T)
> Anggaran pendidikan melalui TKD – Rp253,4 T
> Anggaran pendidik melalui K/L non BGN – Rp243,9 T
> MBG Rp223,6 T untuk 71,9 juta siswa
> Pembiayaan LPDP, Riset dan PTNBH – Rp37 T
5. Kesehatan (RP244 T)
> Bantuan asuransi & PBPU – Rp69 T
> Revitalisasi Rumah Sakit Rp2,7 T
> Cek Kesehatan Gratis – Rp2,6 T
> Bantuan gizi balita dan ibu hamil – Rp 24,7 T
6. Penguatan UMKM dan koperasi (RP181,8 T)
> Koperasi Desa Merah Putih 80 ribu unit
> Dana Desa – Rp60,6 T
> Penempatan dana Himbara Rp83,0 T
7. Pertahanan semesta
> Pertahanan – Rp185,2 T
> Ketertiban & Keamanan – Rp179,4 T
> Hukum – Rp60,4 T
8. Investasi dan perdagangan global
> Memperkuat Danantara – USD38 miliar
> Program 3 juta rumah 770 ribu unit
> Investasi ketahanan air dan pengelolaan sampah
Sinergi Pusat-Daerah
Selain itu, ia menyoroti pentingnya sinergi antara belanja pemerintah pusat dengan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) agar pembangunan lebih merata.
“Sinergi Pusat dan Daerah diwujudkan melalui belanja pusat dan program nasional serta TKDD yang saling mendukung, melengkapi, dan memperkuat,” jelasnya.
Peristiwa yang menimpa rumah pribadi Sri Mulyani seolah menjadi ujian pribadi, namun ia membuktikan bahwa tanggung jawab negara lebih besar daripada kepentingan pribadi. Dengan tetap hadir dalam rapat kerja penting terkait APBN 2026, ia memperlihatkan komitmen menjaga keberlanjutan pembangunan nasional. (Ant)