Samarinda, Kaltimnow.id – Di tengah kebijakan efisiensi dan pengetatan anggaran daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (DPUPR-Pera) Provinsi Kalimantan Timur justru semakin tancap gas memastikan pembangunan infrastruktur tetap berjalan. Fokus utamanya jelas: jalan harus terus terbangun, terawat, dan aman dilewati masyarakat.
Kepala DPUPR-Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitrah Firnanda, menegaskan bahwa efisiensi bukan alasan untuk mengendurkan komitmen. Semua sektor memang penting, namun prioritas wajib dipilih—dan sektor jalan menjadi yang tak bisa dinegosiasikan.
“Pembangunan dan pemeliharaan jalan adalah kunci penggerak ekonomi. Dampaknya langsung dirasakan masyarakat, jadi ini harus jalan terus,” tegas Fitrah.
Tiga wilayah yang terus menjadi sorotan pembangunan jalan yaitu Mahakam Ulu (Mahulu), Kutai Timur (Kutim), dan Berau—tiga daerah dengan kebutuhan konektivitas tinggi dan aksesibilitas yang masih perlu diperkuat.
Fitrah juga menekankan bahwa pemeliharaan bukan pekerjaan sampingan, tetapi ritme kerja yang harus dijaga ketat.
“Kami enggak mau karena uang enggak ada, jalan jadi berlubang dan akhirnya makan korban. Pemeliharaan harus tetap jalan,” ujarnya.
Walaupun intensitas pembangunan baru kemungkinan tidak semassif tahun-tahun sebelumnya, ia optimistis alokasi yang ada masih cukup untuk menjaga fungsi vital jalan-jalan utama di Kaltim.
Fitrah meluruskan isu mengenai proyek multi-years. Menurutnya, kewenangan multi-years di DPUPR-Pera saat ini memang tidak ada. Namun, bukan berarti proyek prioritas terhenti.
Proyek-proyek seperti Tering–Ujoh Bilang dan Ujoh Bilang–Long Bagun tetap berlanjut sebagai program tahunan, dengan anggaran yang sudah disiapkan untuk 2025 dan 2026.
“Alokasi 2026 hampir Rp100 miliar. Ini untuk memastikan pembangunan tetap tersambung dan mendukung konektivitas wilayah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pembangunan yang dibiayai APBN untuk ruas Tering–Ujoh Bilang juga akan bertemu dengan pembangunan yang dikerjakan Pemprov. Sinergi ini diharapkan menjadi pemantik percepatan konektivitas antarwilayah, terutama di kawasan pedalaman yang selama ini menjadi tantangan.
Meski anggaran sedang dihemat, Fitrah optimistis: “Pembangunan tetap jalan, dan kami akan maksimalkan setiap rupiah yang ada,” pungkasnya. (ADV Kominfo Kaltim/Tia)










