Samarinda, Kaltimnow.id – East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 tak hanya menampilkan kemeriahan budaya, tetapi juga menjadi ruang strategis untuk mempromosikan produk pelaku UMKM Kalimantan Timur (Kaltim) ke level internasional.
Sebanyak 161 gerai UMKM turut ambil bagian dalam festival ini, tersebar di dua lokasi utama: Creative Hub Temindung dan Kompleks GOR Kadrie Oening Samarinda. Ribuan pengunjung memadati area pameran sejak hari pertama gelaran.
Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, menegaskan bahwa EBIFF merupakan contoh nyata sinergi antara pelestarian budaya dan penguatan ekonomi rakyat.
“Pengunjung datang bukan hanya menikmati pertunjukan, tapi juga berbelanja produk khas Kaltim, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, hingga fesyen etnik,” ujar Ririn saat ditemui di lokasi, Minggu (27/07/2025).
Ia menyebut, antusiasme warga sangat tinggi. “Dua titik lokasi selalu penuh. Alhamdulillah, di luar ekspektasi,” ungkapnya.
Dari total peserta, 94 UMKM berada di kawasan Temindung, sementara 67 lainnya menempati area GOR Kadrie Oening. Menariknya, sekitar 80 persen pelaku usaha diberikan stan secara gratis.
“Hanya sekitar 20 persen yang dikenai tarif ringan untuk menutup biaya kebersihan,” jelas Ririn.
Tidak hanya itu, pelaksanaan EBIFF juga dikurasi secara profesional dengan penilaian pada aspek kebersihan, estetika tenda, hingga kesiapan sajian bagi tamu mancanegara.
Meski keterbatasan anggaran sempat menjadi tantangan, festival ini sukses digelar berkat dukungan berbagai pihak. Beberapa sponsor utama seperti PT Pupuk Kaltim, Bayan Group, Bank Indonesia, dan Bankaltimtara turut berkontribusi besar.
“Ini hasil gotong royong lintas instansi dan sponsor. Kolaboratif itu kata kuncinya,” tegasnya.
Ririn berharap EBIFF bisa menjadi tolok ukur bahwa Kaltim, khususnya Samarinda, mampu menjadi tuan rumah event berskala nasional dan internasional.
“Kami ingin tunjukkan bahwa gelaran budaya dan ekonomi di sini bisa berjalan aman, tertib, dan profesional,” pungkasnya. (adv/disparkaltim/mul)
