Samarinda, Kaltimnow.id – Pemerataan pendidikan di Kalimantan Timur memasuki babak baru. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim terus menggenjot pembangunan fasilitas pendidikan, terutama di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) seperti Kutai Barat dan Mahakam Ulu—dua daerah yang selama ini identik dengan akses sulit dan ketimpangan sarana belajar.
Plt. Kepala Disdikbud Kaltim, Armin, mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah melakukan rekap kebutuhan sarana dan prasarana sekolah secara besar-besaran. Langkah ini menjadi tindak lanjut langsung dari instruksi Gubernur Kaltim untuk memastikan kualitas pendidikan merata hingga pelosok.
“Kami sedang bergerak cepat. Kutai Barat dan Mahakam Ulu menghadapi tantangan geografis yang berat, sehingga harus kami dahulukan. Pembangunan sekolah baru dan fasilitas layak adalah kunci untuk memutus kesenjangan mutu pendidikan,” tegas Armin.
Tak hanya membangun, Disdikbud juga menghadirkan solusi unik dan inovatif demi meningkatkan pendidikan kejuruan. Kendaraan dinas bekas dari berbagai OPD akan diserahkan ke sekolah-sekolah SMK untuk dijadikan media praktik otomotif dan teknik.
“Kami memaksimalkan aset yang ada. Mobil dinas bekas akan menjadi sarana praktik langsung bagi siswa SMK. Ini efisien, relevan, dan sangat membantu sekolah di daerah terpencil,” ujar Armin.
Kendaraan-kendaraan tersebut akan berfungsi sebagai ‘laboratorium berjalan’, memberikan pengalaman praktik yang sebelumnya sulit dijangkau—bahkan oleh sekolah di pusat kabupaten. Dengan cara ini, lulusan SMK Kaltim diharapkan lebih siap kerja dan kompetitif.
Program peningkatan sarana dan prasarana pendidikan ini merupakan bagian dari misi besar Pemprov Kaltim dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui sektor pendidikan. Pemerataan infrastruktur menjadi pijakan penting agar pelatihan guru, penguatan kurikulum, dan percepatan pendidikan vokasi dapat berjalan maksimal di seluruh daerah.
Armin menegaskan bahwa semua program ini sejalan dengan visi besar kepemimpinan daerah untuk menghadirkan pendidikan yang inklusif.
“Setiap anak di Kaltim, di mana pun tinggalnya, harus mendapat kesempatan yang sama untuk belajar dalam fasilitas yang layak. Ini bukan sekadar program, tetapi amanah untuk membangun masa depan Kaltim,” tegasnya.
Dengan Kaltim bersiap menjadi serambi Ibu Kota Nusantara (IKN), pemerintah daerah menyadari bahwa SDM unggul menjadi kebutuhan mendesak. Karena itu, penguatan sarana pendidikan di wilayah 3T bukan hanya upaya pemerataan, tetapi juga strategi pembangunan jangka panjang daerah.
Langkah-langkah agresif Disdikbud menjadi sinyal kuat bahwa Kaltim tidak ingin ada satu pun generasi muda tertinggal dalam perjalanan menuju daerah yang lebih maju dan berdaya saing. (ADV Kominfo Kaltim/Tia)












