Kutai Kartanegara, Kaltimnow.id – Suasana hangat menyelimuti Aula Museum Negeri Mulawarman, Tenggarong, Rabu (17/09/2025). Pameran temporer bertajuk “Perladangan dan Suka Cita” resmi dibuka dan akan berlangsung hingga 21 September 2025.
Acara ini tak sekadar memamerkan koleksi dan karya seni yang berkaitan dengan budaya perladangan, tetapi juga mengajak pengunjung menelusuri nilai-nilai kearifan lokal yang mulai tergerus modernisasi.
Kasubag Tata Usaha UPTD Museum Negeri Mulawarman, Sugiyono Ideal, menyebut pameran ini dirancang untuk mendekatkan generasi muda pada kekayaan budaya bangsa.
“Kami ingin museum menjadi pusat pembelajaran budaya sekaligus ruang rekreasi kreatif. Melalui pameran ini, anak-anak bisa mengenal sekaligus merasakan filosofi hidup sederhana, kebersamaan, dan rasa syukur yang diwariskan leluhur,” jelasnya.
Tak hanya pameran, sebanyak 240 peserta dari 24 sekolah se-Kukar ikut memeriahkan lomba olahraga tradisional. Permainan seperti berlogo, enggrang, gasing, sumpitan, hingga bakiak digelar mulai tanggal 18-19 September 2025.
Menurut Sugiyono, lomba ini bukan hanya ajang hiburan, melainkan sarana untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kebersamaan, sportivitas, dan gotong royong.
“Permainan tradisional adalah cermin karakter bangsa yang kuat, tangguh, dan berakar pada budaya,” tambahnya.
Lebih jauh, Sugiyono menggarisbawahi bahwa budaya perladangan yang diangkat dalam pameran ini menyimpan filosofi mendalam.
“Perladangan bukan hanya soal menanam padi, tapi juga menanam harapan, doa, dan kebahagiaan bersama. Ini adalah warisan yang harus terus dikenalkan agar generasi penerus tidak melupakan jati diri budayanya,” katanya.
Tema “Perladangan dan Suka Cita” dipilih karena relevansinya dengan kehidupan masyarakat Kutai Kartanegara yang sejak dahulu erat dengan alam. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda lebih menghargai warisan budaya sekaligus termotivasi menjaga identitas lokal di tengah gempuran modernisasi.
Pameran ini terbuka untuk umum, dan Museum Negeri Mulawarman mengundang masyarakat datang, belajar, sekaligus merasakan langsung keceriaan budaya tradisional yang penuh makna. (adv/dot)