Dorong Ekonomi Kreatif, Dispar Kukar Gelar Pelatihan Lukis Pasir Dalam Botol di Samboja

Kutai Kartanegara, Kaltimnow.id – Dalam mendorong nilai tambah ekonomi serta menarik pengunjung untuk datang ke tempat wisata, Dinas Parawisata (Dispar) Kutai Kartanegara (Kukar) jalankan program pemberdayaan dan peningkatan sumber daya parawisata dan ekonomi kreatif.

Menurut Hery Rusnadi, selaku Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, program tersebut telah dijalankan pada akhir tahun 2020 lalu. Kemudian di tahun 2021 pun telah dilaksanakan kembali, sambil menunggu perkembangannya.

“Pada akhir tahun 2020 kami laksanakan di Kaltim Park, pesertanya diikuti dari Sungai Hitam di Kecamatan Samboja dan pantai Ambalat. Itu kita berikan semacam workshop atau pelatihan,” katanya, Rabu (23/06/2021) siang.

Lanjut Heri, pada tahun 2021 ini, Dispar Kukar pun kembali mengadakan pelatihan di Pantai Pamedas, Kelurahan Teluk Pemedas, Kecamatan Samboja. Kegiatan itu diinisiatif oleh Pokdarwis yang di dukung oleh Pertamina Hulu Mahakam, dengan kembali mengajak seniman lukis pasir dalam botol, Srie Sudarsono.

“Tanggal 14 Juni 2021 kemarin saya yang buka. Kegiatannya seperti lomba perahu, memancing dan pelatihan melukis dalam botol dan pelatihnya Pak Srie Sudarsono dari Samarinda sebagai narasumbernya. Tujuannya sebagai nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar serta menarik pengunjung,” ungkap Hery.

Dalam kegiatan tersebut, dilaksanakan selama dua hingga tiga hari. Menurut Hery, hal itu merupakan waktu yang sangat ideal dalam sebuah pelatihan. Dimana masyarakat maupun pengunjung, dapat memahami cara proses pembuatan kerajinan dari limbah sampah.

“Dua sampai tiga hari cukup untuk memahami dalam mengolah kerajinan seperti teknik memasukan pasir di dalam botol atau membuat kerajinan dari batok kelapa,” katanya.

Menurut Hery, pelatihan tersebut untuk meningkatkan daya tarik bagi para wisatawan domestik lokal maupun internasional serta meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Jadi hasil dari pelatihan itu, bisa dijadikan buah tangan, atau kerajinan tangan. Selain mengurangi limbah sampah, juga membantu ekonomi masyarakat itu sendiri,” pungkasnya.(ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *