Promosi dan Infrastruktur Dongkrak Kunjungan Turis Asing ke Kaltim

Samarinda, Kaltimnow.id – Di tengah geliat pembangunan dan promosi pariwisata yang semakin agresif, Kalimantan Timur mencetak rekor baru. Jumlah wisatawan asing yang datang ke provinsi ini mengalami lonjakan signifikan sepanjang 2025.

Pada Mei 2025 pelancong internasional yang menyambangi Benua Etam mencapai 877 orang. Jumlah ini jadi yang tertinggi selama tiga tahun terakhir sejak Januari 2023.

Topik ini menjadi perbincangan utama dalam acara Dialog Publika di TVRI Kaltim bertema ‘Kunjungan Turis Cetak Rekor, Peluang atau Tantangan?’ yang digelar pada Kamis, 17 Juli 2025. Dalam talkshow tersebut, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kaltim, Restiawan Baihaqi menguraikan faktor-faktor pendorong lonjakan kunjungan wisatawan asing.

“Peningkatan promosi melalui media dan event-event besar, serta pengembangan infrastruktur seperti bandara dan hotel, membuat Kaltim makin dilirik wisatawan dunia,” ujar pria yang akrab disapa Eki itu.

Lonjakan turis, kata Eki, memang membuka banyak peluang. Salah satunya, peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan pertumbuhan usaha di sektor turisme.

“Bukan cuma soal ekonomi, tapi juga peningkatan kesadaran masyarakat tentang potensi daerahnya sendiri,” ucapnya.

Namun tak semua efeknya manis. Ledakan kunjungan bisa jadi pisau bermata dua. Eki mengingatkan, jika tidak dikelola dengan tepat, lonjakan ini bisa berujung pada kerusakan lingkungan, keterbatasan sumber daya, hingga konflik sosial.

“Bayangkan jika jumlah turis melebihi kapasitas daya dukung lingkungan. Bisa terjadi degradasi habitat, polusi, dan tekanan terhadap sumber daya seperti air dan energi,” ujarnya.

Ia juga menyoroti risiko penurunan kualitas pelayanan, meningkatnya sampah wisata, hingga potensi gesekan budaya. Untuk itu, lanjutnya, diperlukan langkah pengelolaan yang strategis. Ia menyebut pariwisata berkelanjutan sebagai kunci utama.

“Kami dorong pengembangan pariwisata yang berbasis keunikan lokal, bukan sekadar mengejar angka kunjungan,” kata dia.

Pemerintah, menurut Eki, tengah berupaya meningkatkan kualitas pelayanan, memperkuat pengawasan dampak lingkungan, dan merancang sistem manajemen destinasi wisata yang adaptif.

“Tujuannya bukan hanya memikat turis, tapi juga menjaga agar tempat yang mereka kunjungi tetap lestari dan nyaman bagi warga lokal,” tutup Eki. (adv/disparkaltim/mul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *